“Tanggal 4 sampai tanggal 8, Duta BPJS yang baru lulus akan melaksanakan diklat di Medan,” sebuah pengumuman keluar dari mulut Bang Ivan, staf SDM Kantor BPJS Cabang Aceh. Pengumuman yang diucapkan dengan suara datar dan tidak menggelegar sehingga tidak memekakkan telinga seantero kantor itu terdengar begitu membahana di telingaku.
Apa? Tanyaku entah pada siapa. Ya, hanya sebuah pertanyaan retoris dengan nada seperti yang diucapkan oleh artis di sinetron picisan. Sekarang tanggal 2 Desember dan itu artinya, besok lusa kami semua karyawan baru Badan Hukum yang memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia ini harus tiba di Medan.
Memang, semua biaya akomodasi ditanggung oleh kantor. Tapi, yang membuat saya pusing tujuh keliling adalah bagaimana saya pergi sedangkan saya memiliki bayi yang baru berumur 1 bulan 2 hari. Keberangkatan kami dengan pesawat Garuda yang ditanggung penuh oleh kantor, tapi apakah bisa baby Naqiya naik pesawat? Perbedaan tekanan udara bisa membuatnya mengalami barotrauma. Beda ceritanya kalau dia sudah tiga bulan lebih. Terus, kalau Naqiya dibawa, tentu saya harus mengajak mamak. Selain dari segi medis yang tidak mengizinkan bayi naik pesawat, kantor juga tidak menanggung tiket keluarga.
Walhasil, saya memutuskan pisah dari rombongan dan naik bus malam saja dari Banda Aceh ke Medan bersama mamak dan Naqiya. Mustahil saya pergi sendiri dan meninggalkan putri saya ini. Karena informasinya terburu-buru, saya belum menyiapkan ASI perah untuk kebutuhannya selama 4 hari. Itu artinya kalau ia saya tinggalkan, maka susu formula lah yang menjadi santapannya. Belum lagi nanti di sana saya akan menggalau memikirkan my Naqiya. Jadi, setelah berdiskusi dengan pihak kantor, suami, dan mamak, saya akan pergi dengan menggunakan bus saja. Semoga semuanya aman terkendali ya. Doakan Naqiya tidak rewel dan tahan dengan AC di bus.
Soal penginapan, seluruh peserta akan menginap di sebuah hotel di kota Medan. Jika nanti ditempatkan berdua dengan teman se Aceh, saya sudah minta izin agar bisa membawa serta mamak dan Naqiya ke dalam. Untuk booking kamar baru, sungguh itu agak berat untuk saya. Ya, maklum, selama hamil sampai November kemarin, saya berstatus pengangguran. Dan hotel tempat kami menginap nanti kabarnya adalah hotel berbintang. Tahu sendiri kan berapa tarif termurahnya. Kembali saya berharap semoga teman sekamar saya nanti tidak keberatan. Amiin.
situnis says
suaminya gk dibawa mbak? kesian sekali suaminya…bakalan galau berat dia…
fsdafgsdafgdsa says
jgn lupa bawa ayunan
lee says
wah ke kota saya tu si mbak ..baru tau nih pada klo ikt suami sya ajak kerumah 😀
Alhira Technologies says
wah nekat ini namanya