Make it a rule of life never to regret and never to look back. Katherine Mansfield
Adakah hal yang kamu sesali saat ini? Saya menjawab tidak ada. Ya, bagi saya tidak ada hal yang perlu saya sesali. Entah saat ini atau yang telah berlalu. Dan saya berharap, hal ini juga berlaku di kemudian hari.
Ketika saya memutuskan bekerja di instansi saat ini, banyak teman sejawat saya yang bertanya,
“Liza, apakah kamu tidak menyesal bekerja di sana? Apakah kamu tidak takut ilmu yang kau pelajari selama di bangku kuliah, selama koas, akan hilang? Apakah kamu tidak terganggu dengan situasi tempatmu bekerja saat ini yang penuh dengan masalah?”
Saya dengan tegas menjawab TIDAK. Tidak ada yang perlu saya sesali karena ketika saya memutuskan bekerja, maka saya memutuskannya dengan penuh pertimbangan. Bukan sekadar keputusan sesaat yang kemudian saya menyesal, kenapa keputusan itu yang saya ambil.
Setiap mengambil sebuah keputusan, saya selalu mempertimbangkan secara seksama akan manfaat dan mudharatnya bagi saya dan keluarga saya. Jika hal itu menimbulkan lebih banyak mudharat dibanding manfaat, maka saya akan meninggalkannya. Dan saya paham, bahwa, setiap keputusan yang saya ambil, meskipun itu berat dan pahit, ada tangan Tuhan yang bekerja dibaliknya. Semuanya adalah kudrah Ilahi rabbi.
Lalu, ketika saya mendapatkan sesuatu yang buruk, maka saya yakin bahwa ada hikmah di balik semua itu. Yang paling penting adalah bagaimana saya mensyukuri apa yang saya dapatkan saat ini.
Jujur, rasa sesal kadang hadir di dalam diri. Tidak hanya keputusan dalam memilih pekerjaan, tapi berbagai hal lain yang saya lakoni. Ah, coba ya saya dulu begini, pasti enggak akan seperti ini. Coba ya seperti ini, pasti tidak akan begini.
Saya rasa, hal itu lumrah terjadi pada setiap orang. Namun, menyesali apa yang telah kita putuskan lalu larut dalam penyesalan tanpa ada keinginan untuk memperbaikinya, justru itu yang salah. Menyesal boleh saja, tapi penyesalan itu hendaknya diikuti dengan perbaikan diri untuk tidak mengulangi kesalahan.
Dulu, sebelum memutuskan kuliah di Fakultas Kedokteran, saya sempat menyesal, kenapa saya tidak mengambil sekolah ikatan dinas saja yang sudah jelas akan langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Namun, lambat laun saya sadari, jika saya mengambil sekolah kedinasan yang ada di pulau Jawa sana, dari mana mamak mendapatkan uang? Sawah mana yang harus mamak jual? Oke, biaya sekolah gratis, lalu bagaimana dengan biaya hidup saya, bagaimana dengan tiket kepulangan saya? Dari mana mamak saya menyediakan dana untuk semua itu?
Akhirnya saya sadar, bahwa setiap keputusan baik yang kita ambil, tidak ada yang sia-sia. Tidak perlu ada penyesalan atasnya.
Lalu, adakah hal yang saya sesali saat ini? Maka saya menjawab Tidak.
Leave a Reply